Sabtu, 01 Januari 2011

Membangun Semangat Kemahasiswaan

Membangun semangat kemahasiswaan yang peduli, adaptif, dan prestatif dalam menjalankan peran dan fungsi mahasiswa.
Berbicara tentang semangat kemahasiswaan, maka yang terbesit pertama kali adalah semangat 45 yang menggebu. Pernah saya dengar kutipan dari kakak kelas yang berkata tentang apa yang dikatakan oleh Pak Karno pada temannya, yang kalo gak salah bunyinya seperti ini "Daripada engkau memberiku banyak para orang tua, lebih baik kau memberiku 10 pemuda maka akan ku gulingkan dunia!" (maaf kalau perkataannya salah, tapi saya mengambil intinya). Dengan kutipan itu, maka dapat disimpulkan kehebatan semangat para pemuda atau dalam konteks ini semangat menggebu para mahasiswa.
Mahasiswa terlihat sekali identik dengan semangat untuk menuntut ilmu, dan pemikiran intelektualitasnya. Hal ini memang sudah terepresentatifkan oleh nama "mahasiswa" itu sendiri. Kata maha berkonotasi dengan sesuatu yang tidak terbatas. Dan siswa berkonotasi dengan semangat untuk menuntut ilmu. Sebuah nama yang bisa menjadi beban bagi kita para mahasiswa karena para pendiri bangsa dan ahli bahasa menjadikan "mahasiswa" untuk menggantikan istilah "seorang yang belajar di universitas". Sebuah kehormatan tentunya bagi kita para mahasiswa, karena di negara lain tidak ada penghormatan khusus untuk seorang mahasiswa. Sebagai contoh, mahasiswa dalam bahasa inggris tetap "student". Unik sekali jika melihat penggunaan bahasa ini, tetapi memang itulah yang dititipkan oleh pendiri negeri ini kepada para pelajar di perguruan tinggi. Dan menurut saya, kesempatan belajar di universitas atau perguruan tinggi menjadi sebuah beban tersendiri untuk mahasiswa bahwa mereka yang mendapat kesempatan ini adalah seorang yang harus bisa berkontribusi balik terhadap kemerdekaan dan pembangunan Indonesia serta menyalurkan aspirasi rakyat dan sikap peduli jelas terlihat peran pentingnya dalam konteks ini .
    Mahasiswa yang sesungguhnya adalah mahasiswa yang benar-benar menjalankan nilai kemahasiswaan itu dengan baik. Dan nilai- nilai kemahasiswaan itu menurut saya adalah nilai perjuangan, kepemimpinan, pengabdian, dan pendidikan. Dan nilai- nilai tersebut bisa diraih selama kita menjadi mahasiswa. Sehingga, semua ini dapat menjadi sebuah idealisme kuat dan melekat di setiap inividu mahasiswa.
    Prestatif merupakan sikap wajib bagi seorang mahasiswa, tak hanya prestatif dalam kegiatan akademik tetapi juga non akademik menjadi satu padu yang harus di perhatikan dengan baik. Dan prestatif merupakan modal utama yang harus dimiliki seorang mahasiswa untuk menjadi seorang mahasiswa sesungguhnya dengan intelektual tinggi. Dan berguna ketika telah meninggalkan kampus.
    Semangat mahasiswa yang adaptif, pada konteks ini mahasiswa dituntut untuk memiliki hardskill, softskill dan lifeskill agar dirinya dapat menjadi seorang pribadi yang berkarakter. Hardskill merupakan hal-hal yang berkaitan dengan akademik dan profesi. Kemampuan ini bisa didapat dikelas, dan aplikasinya dikembangkan di lapangan atau ikut turut serta dalam lembaga kemahasiswaan dimana mahasiswa mampu mengaktualisasikan dan mengeksplorasi diri sendiri. Softskill adalah hal-hal terkait kemampuan intrapersonal seseorang yang bisa sangat berguna dalam menjalankan kehidupan sosial. Seperti kemampuan memimpin, bekerjasama, berbicara di depan umum, manajemen diri dan waktu. Untuk softskill ini bisa didapatkan melalui pengalaman dan mata kuliah Keterampilan Interpersonal di jurusan Sistem Informasi. dan lifeskill yang berkaitan dengan idealisme seseorang yang akan menjadikan landasan bagi dirinya dalam menjalankan aktifitasnya. Disinilah perlunya sikap adaptif dengan situasi, kondisi, dan berbagai kegiatan yang ada serta berfungsi sebagai semangat dalam mewujudkan peran dan fungsi mahasiswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Halo

Halo. Time flies so fast ya. Ngga kerasa sudah setahun lalu posting terakhir. Dan sekarang juga sudah bukan mahasiswa galau lagi. Udah gradu...